Nasib TikTok di Amerika Serikat kembali memasuki babak baru. Setelah dua kali lolos dari ancaman pelarangan total, aplikasi berbagi video asal Cina itu dikabarkan akan memperoleh perpanjangan tenggat waktu dari Presiden AS Donald Trump—untuk ketiga kalinya. Seperti diketahui, aturan federal mewajibkan agar TikTok dijual kepada perusahaan atau investor asal Amerika jika ingin terus beroperasi di wilayah Negeri Paman Sam. Tanpa kesepakatan akuisisi, TikTok terancam tidak bisa diakses oleh jutaan penggunanya di AS.
Sebelumnya, Trump telah dua kali memberi kelonggaran waktu bagi ByteDance, induk perusahaan TikTok, untuk menyelesaikan proses penjualan ke entitas AS. Perpanjangan pertama diberikan pada 20 Januari 2025, bertepatan dengan pelantikan Trump untuk masa jabatan keduanya sebagai Presiden. Selang beberapa bulan, tepatnya April lalu, tenggat kembali diperpanjang hingga 19 Juni 2025.
Namun, melihat kondisi negosiasi antara AS dan Cina, kemungkinan besar tidak akan ada kesepakatan yang tercapai sebelum tenggat waktu tersebut. Situasi ini diperburuk oleh ketidakstabilan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump terhadap barang impor dari luar AS, termasuk tarif hingga 125 persen untuk produk Cina yang sempat berlaku sejak 2 April, demikian dikutip dari Engadget (8/6).
Namun waktu terus berjalan, dan hingga kini belum ada kesepakatan konkret yang dicapai. Di tengah negosiasi yang alot antara AS dan Cina, Presiden Trump kembali dikabarkan akan mengulur waktu. Kabar tersebut muncul dari laporan The Wall Street Journal yang dikutip oleh Tech Times pada Senin (9/6). Jika perpanjangan ini benar-benar terjadi, maka TikTok kembali mendapat ruang bernapas untuk tetap hadir di pasar AS.
“TikTok akan segera menemukan pembeli dari Amerika,” ujar Trump dalam pernyataan optimistis sebelumnya, walau sejauh ini belum ada hasil final dari negosiasi yang berlangsung.
Sementara itu, TikTok tetap harus tunduk pada peraturan pengadilan yang menyebut layanan itu sebagai entitas asing dengan potensi risiko terhadap data pengguna Amerika. Karena alasan itulah, aplikasi ini harus sepenuhnya berpindah kepemilikan ke tangan perusahaan AS.